Kamis, 23 Mei 2013

Pengalaman dengan para "malaikat" kecilku


Kali ini aku bercerita tentang pengalaman mengajarku,
Biasa sihhhhh,,,tapi bagiku ini termasuk yang paling berkesan diantara hal-hal berkesan lainnya.
Siang itu aku mengajar Les dengan 5 anak yang berbeda wataknya.
Pertama Firas, anak ini berpikirnya dewasa banget kata-kata bijak, malah ga kaya anak-anak serius terus.
Kedua Aril, kalem tapi cengengnya subhanallah, ga bisa salah dikit.
Ketiga Yusuf niiiii anak pantes dibilang dewasa sebelum waktunya, atau istilah kita “karbitan” yang diomomginnya pacaran, cewe, dll. Sinetron banget.
Keempat Tama, anak ini jail luar biasa, bikin darah tinggi terus.
Yang kelima ini terakhir satu-satunya cewe namanya Salsa anak ini udah 2 tahun les denganku, ga tau apa alasannya dia suka banget sama aku, berapa kali dipindah sama yang lain ga mau, sebenarnya si Salsa ini udah pinter tapi kalo ngelamunnya kumat, tugas 1 menit selesai bisa berjam-jam aku ngembalikan fokusnya lagi.

Cerita ini dimulai ketika jam menunjukkan 11:30 waktu kami memulai les, siang itu kepalaku terasa sangat pusing, lalu aku melepaskan kerudungku, keluarlah rambutku yang hitam panjang  dan berponi itu.
Pertama salsa sama aril melihatnya terdiam tanpa sepatah kata, lalu datanglah tama, yang langsung ketawa sambil teriak-teriak saat melihatku, “ibu lia lucu,ibu lia lucu” dan seketika datang lah segerobolan anak yang mendengar terikkan tama.
Sambil cekikikan mereka berkomentar, “ibu lia beda ya” “bu lia aneh” bu lia kaya ayu ting2” “bu lia kaya syahrini” yang lebih parah “ko bu lia kaya kucing”
Dengan jengkel sembari tersenyum aku teriak “kembaliiiiiiiiiiiiii”,mereka yang mengerti kemarahan ku langsung lari terbirit-birit.
Tersisalah Salsa dikiriku, aril dikananku, firas disebrang aril, tama dan yusuf yang masih berdiri terus memandangiku.
Aku yang melihat yusuf melongok bengong didepanku langsung nyeletuk “kenapa suf? Naksir sama ibu lia?”
Yang lainnya langsung tertawa, tapi yusuf masih bengong menatapku, lalu timbullah pertanyaan dari salsa “ibu lia cita2nya apa?” belum sempat aku jawab firas nyahut “ih cita2 ibu liakan udah tua, ga cita2 lagi” jawabnya pada salsa yang disambut senyum malu salsa.
Tapi rasa penasaran juga ada didalam firas, “bu lia ko mau jadi kaya gini?” aku yang kaget langsung menjawab “kaya gini apa? Jadi guru?” kataku dengan wajah heran, sambil menunduk firas menjawab “iya bu kenapa mau jadi guru? Ga jadi model saja, kan enak, ga cape” katanya dengan khas dewasanya, si salsa ikut nyeletuk “iya bu kenapa ga jadi model” terus si aril juga ikut nimbrung “jadi artis aja bu” dengan semangat dan suara kerasnya tama ikut-ikutan “biar masuk tivi bu”.

Dengan tarikkan nafas panjang aku mulai senyum simpul manis kepada mereka, sekaligus memfokuskan perhatian mereka pada jawabanku “kenapa yah ibu lia jadi guru? Biar ketemu kalian terus tiap hari, nanti kalo ibu lia jadi artis bu lia ga bisa ketemu kalian lagi, kalian Cuma bisa liat di tivi, apa nanti ga ada yang kangen sama ibu lia?”
Semua terdiam, dan aku langsung mendapat pelukkan hangat dari salsa, dan senyum kasih sayang dari 4 jagoan kecil itu.
Kami pun melanjutkan pelajaran kami..


~tanpa sadar kalian banyak memberikanku pelajaran yang sangat berarti yaitu "pengalaman"~